Oleh : Adinda Poetri
Dulu, ketika masih duduk di kelas 3 SMK,
ingin rasanya cepat-cepat untuk lulus sekolah. Dan ketika waktu itu
tiba, aku pun lulus sekolah, Alhamdulillah. Setelah lulus, keinginan
yang lain pun bermunculan. Ingin bekerja dan melanjutkan kuliah.
Berbagai macam lamaran pekerjaan bertebaran memasuki
perusahaan-perusahaan yang pada waktu itu sedang membuka lowongan
pekerjaan. Berbagai tes dan wawancara pun kerap dilakukan, tetapi hasil
akhirnya harus menerima kenyataan bahwa aku tidak lulus. Kecewa dan
sedih itu pasti. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku,
kenapa aku tidak lulus ? kenapa aku tidak diterima ? kenapa temanku yang
lain bisa lulus dengan baik dan diterima di perusahaan itu ? dan sejuta
pertanyaan lainnya berkecambuk dalam hati.
Selang beberapa
bulan, aku dan teman-temanku mendapat tawaran untuk magang disuatu
instansi Pemerintah di Bandung. Walaupun waktu untuk magang hanya 3
bulan lamanya, tapi Alhamdulillah masih diberikan rezeki untuk mengisi
kekosongan waktu setelah lulus dari sekolah. Ingin melanjutkan kuliah,
rasanya belum bisa untuk bisa lanjut ke arah sana, karena aku harus
bekerja terlebih dahulu untuk bisa membiayai kuliahku sendiri dari awal
sampai akhir.
Setelah 3 bulan berjalan dengan cepat, aku pun
harus memutar otak kembali untuk berfikir kemanakah aku harus melamar
pekerjaan ? Dan ternyata aku harus menerima kenyataan kembali bahwa aku
menjadi pengangguran untuk beberapa bulan lamanya. Padahal ingin rasanya
cepat-cepat untuk mendapatkan pekerjaan. Dan ketika waktu itu tiba, aku
pun bisa bekerja, setelah menunggu hampir 2 tahun lamanya,
Alhamdulillah.
Semangat untuk mengumpulkan biaya kuliah pun
dimulai dari awal aku diterima sebagai pegawai honorer di suatu instansi
Pemerintah di Bandung, walaupun membutuhkan waktu beberapa bulan
lamanya untuk bisa terkumpul minimal untuk membayar biaya registrasi dan
biaya semester satu. Dan ketika waktu itu tiba, aku pun bisa mendaftar
untuk bisa kuliah di salah satu sekolah tinggi di Bandung. Tetapi semua
itu tidak berjalan mulus dan rintangan pun bertebaran dimana-mana.
Tempat aku mendaftar kuliah, ternyata tidak membuka kelas karyawan
dikarenakan kuota-nya dibawah batas minimal. Kecewa dan sedih pun
kembali menghampiri hatiku. Padahal aku ingin sekali bisa kuliah disana.
Selang
beberapa hari, salah satu teman menyarankanku untuk mendaftar kuliah di
sekolah tinggi lainnya di Bandung. “Berat” rasanya untuk mendaftar
kuliah lagi. Tapi aku paksakan dan berfikir apa salahnya untuk mencoba
mendaftar kuliah ditempat yang lain. Dan ketika waktu itu tiba, aku pun
bisa kuliah, Alhamdulillah.
Setelah merenungi kejadian demi
kejadian dari keinginan untuk lulus sekolah, keinginan untuk bekerja,
dan keinginan untuk melanjutkan kuliah, bisa ditarik kesimpulan bahwa
segala sesuatu pasti akan ada waktunya, insya Allah. Begitu juga dalam
hal jodoh dan menikah. Jika waktunya sudah tiba, apapun akan Allah
mudahkan dan lancarkan prosesnya menuju gerbang pernikahan yang
diridhoi-Nya. Tapi jika belum waktunya, meskipun sudah menentukan
tanggal pernikahan, tapi kalau Allah belum berkehendak, maka pernikahan
itu tidak akan pernah terjadi.
Selalu berpikir positif kepada
Allah. Bukankah Allah Maha Mengetahui segalanya ? Apa yang menurut kita
baik, belum tentu baik dimata Allah. Begitu pun sebaliknya, apa yang
menurut kita buruk, belum tentu buruk dimata Allah. Allah Maha
Mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Iringi ikhtiar dengan do’a baik
itu sebelum ikhtiar, sedang ikhtiar, dan sesudah ikhtiar. Karena Allah
sangat menyukai orang yang berdo’a kepada-Nya baik diwaktu lapang maupun
sempit, diwaktu senang maupun susah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar