Penulis : Adinda Poetri
Iseng aku menyapanya
Tak disangka, salamku dijawabnya
Obrolan pun mengalir apa adanya
Tak diduga, banyak cerita mengenai dirinya
Lama aku kehilangan kontak dengannya
Tak ada berita apapun darinya
Tapi sekarang aku kembali menemuinya
Walaupun hanya di dunia maya
Kini, kutahu dia bahagia
Bersama pasangan tercintanya
Dan juga buah hatinya
Lengkap sudah kebahagiaannya
Terima kasih, Ya Allah
Engkau telah membuat dia bahagia
Dengan pilihannya
Terima kasihku padaMu, Ya Allah
http://kotasantri.com/bilik/goresan/2010/12/27/bahagia-dengan-pilihannya
Senin, 27 Desember 2010
Senin, 20 Desember 2010
Karena Berjuang Tak Bisa Sendiri
Penulis : Adinda Poetri
Diam seribu bahasa. Mungkin itulah yang hanya bisa ia lakukan saat itu. Padahal hari itu adalah hari terakhir batas pendaftaran sidang skripsi di Kampusnya. Entah karena dia malu bertanya kepada yang lainnya dikarenakan teman-teman sejurusannya sudah terlebih dahulu lulus sidang skripsi ataukah karena fikirannya yang terlalu jauh memandang ke depan atas kekhawatirannya yang sangat berlebihan?
Ternyata, setelah diselidiki memang benar kedua-duanya. Ia khawatir hasil nilai sidang skripsinya akan jelek dikarenakan Ia belum mampu menyelesaikan semua laporan skripsinya. Fikirannya tiba-tiba kosong. Ia tidak dapat memikirkan apa-apa. Ia tak tahu harus bertanya kepada siapa? Ia khawatir tidak bisa lulus wisuda tahun 2010, tahun dimana ia sangat mengharapkan untuk bisa segera lulus kuliah.
Selang beberapa menit, datanglah seorang teman yang berbeda jurusan, mendekatinya dan berbincang agak lama dengannya. Kemudian temannya yang lain ikut bergabung bersamanya. Karena terus dimotivasi oleh temannya yang pertama datang dan diperkuat dengan motivasi yang diberikan oleh temannya yang terakhir datang, akhirnya sesuai saran kedua orang temannya itu, ia memutuskan untuk mendaftar sidang skripsi pada malam itu setelah berkonsultasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbingnya.
Bukan main senang dan bahagianya ia, terpancar dari ekspresi wajahnya. Bagaimana tidak? Ia sangat mengharapkan untuk bisa lulus sidang dan wisuda tahun 2010 yang sangat dinantikannya. Dan, harapannya itu akan segera terwujud ketika dosen pembimbingnya memperbolehkan dirinya untuk segera mendaftar dan mengikuti sidang skripsi sesuai dengan harapannya. Ia pun berterima kasih kepada kedua orang temannya itu walaupun Ia belum begitu mengenal mereka bahkan berbeda jurusan dengannya.
Tiga minggu berlalu dengan cepat. Tak disangka, si pemberi motivasi kembali bertemu dengan dirinya. Tanpa diduga, atas pertolongan dari Allah SWT, ia malah terlebih dahulu lulus sidang skripsi seminggu sebelum hari sidang skripsi si pemberi motivasi tersebut, dan hasil nilai skripsinya pun sangat memuaskan. Subhanallah. Alhamdulillah.
Manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Begitupun kita tak bisa berjuang sendiri. Kita membutuhkan minimal seorang teman untuk bisa berjuang bersama-sama. Kata-kata motivasi dan do’a sangat diperlukan sebagai pengiring ikhtiar atau usaha yang sedang kita lakukan. Tapi ingatlah, motivasi yang terkuat adalah keridhaan Allah SWT dan kehadiran pertolonganNya, karena Dia-lah Yang Maha Berkehendak.
* Selamat kepada semua teman-teman yang sudah lulus wisuda pada tanggal 13 Nopember 2010. Semoga Barakah. Aamiin.
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2010/12/18/karena-berjuang-tak-bisa-sendiri
Diam seribu bahasa. Mungkin itulah yang hanya bisa ia lakukan saat itu. Padahal hari itu adalah hari terakhir batas pendaftaran sidang skripsi di Kampusnya. Entah karena dia malu bertanya kepada yang lainnya dikarenakan teman-teman sejurusannya sudah terlebih dahulu lulus sidang skripsi ataukah karena fikirannya yang terlalu jauh memandang ke depan atas kekhawatirannya yang sangat berlebihan?
Ternyata, setelah diselidiki memang benar kedua-duanya. Ia khawatir hasil nilai sidang skripsinya akan jelek dikarenakan Ia belum mampu menyelesaikan semua laporan skripsinya. Fikirannya tiba-tiba kosong. Ia tidak dapat memikirkan apa-apa. Ia tak tahu harus bertanya kepada siapa? Ia khawatir tidak bisa lulus wisuda tahun 2010, tahun dimana ia sangat mengharapkan untuk bisa segera lulus kuliah.
Selang beberapa menit, datanglah seorang teman yang berbeda jurusan, mendekatinya dan berbincang agak lama dengannya. Kemudian temannya yang lain ikut bergabung bersamanya. Karena terus dimotivasi oleh temannya yang pertama datang dan diperkuat dengan motivasi yang diberikan oleh temannya yang terakhir datang, akhirnya sesuai saran kedua orang temannya itu, ia memutuskan untuk mendaftar sidang skripsi pada malam itu setelah berkonsultasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbingnya.
Bukan main senang dan bahagianya ia, terpancar dari ekspresi wajahnya. Bagaimana tidak? Ia sangat mengharapkan untuk bisa lulus sidang dan wisuda tahun 2010 yang sangat dinantikannya. Dan, harapannya itu akan segera terwujud ketika dosen pembimbingnya memperbolehkan dirinya untuk segera mendaftar dan mengikuti sidang skripsi sesuai dengan harapannya. Ia pun berterima kasih kepada kedua orang temannya itu walaupun Ia belum begitu mengenal mereka bahkan berbeda jurusan dengannya.
Tiga minggu berlalu dengan cepat. Tak disangka, si pemberi motivasi kembali bertemu dengan dirinya. Tanpa diduga, atas pertolongan dari Allah SWT, ia malah terlebih dahulu lulus sidang skripsi seminggu sebelum hari sidang skripsi si pemberi motivasi tersebut, dan hasil nilai skripsinya pun sangat memuaskan. Subhanallah. Alhamdulillah.
Manusia memang tidak bisa hidup sendiri. Begitupun kita tak bisa berjuang sendiri. Kita membutuhkan minimal seorang teman untuk bisa berjuang bersama-sama. Kata-kata motivasi dan do’a sangat diperlukan sebagai pengiring ikhtiar atau usaha yang sedang kita lakukan. Tapi ingatlah, motivasi yang terkuat adalah keridhaan Allah SWT dan kehadiran pertolonganNya, karena Dia-lah Yang Maha Berkehendak.
* Selamat kepada semua teman-teman yang sudah lulus wisuda pada tanggal 13 Nopember 2010. Semoga Barakah. Aamiin.
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2010/12/18/karena-berjuang-tak-bisa-sendiri
Selasa, 30 November 2010
Ketika Ta’aruf Tak Lagi Serius
Oleh : Adinda Poetri
Seringkali kita mendengar kata ta’aruf diperbincangkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Awalnya memang diperuntukkan untuk sebuah hubungan serius yang akan melangkahkan niatnya untuk menikah. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kata ta’aruf mengalami pergeseran makna. Kini, banyak sekali pengalaman yang didapat atau obrolan yang sering didengar untuk kasus ta’aruf yang tak lagi dilaksanakan dengan serius.
Ketika seseorang mantap untuk berta’aruf dengan orang lain, maka sebaiknya terlebih dahulu diluruskan niatnya. Karena segala sesuatu bergantung kepada niatnya. Jangan sampai, ketika proses ta’aruf berlangsung, tiba-tiba dipertengahan jalan, mengakhiri ta’arufnya dengan alasan belum mantap. Nah lho, bukannya diawal sebelum berta’aruf, dia mengatakan mantap untuk melakukan proses ta’aruf dengan si A misalnya. Kenapa tiba-tiba dipertengahan jalan mengatakan belum mantap ? Apakah gerangan yang terjadi ? Jika alasan belum mantap karena perbedaan usia misalnya, mengapa hal ini (mengenai usia) tidak ditanyakan terlebih dahulu kepada mediator sebelum proses ta’aruf itu berlangsung ? bukankah alasan itu hanya mengada-ada saja ? Jika sudah begini masalahnya, hasilnya tentu akan berantakan.
Memang tidak dipungkiri bahwa segala sesuatu hasilnya ditentukan oleh keputusanNya. Manusia hanya berusaha atau berikhtiar melakukan proses tersebut. Tetapi, segala sesuatunya harus diniatkan serius dari awal sampai akhir, apalagi yang berkaitan dengan proses ta’aruf ini. Pertimbangkanlah baik-baik sebelum mengambil keputusan untuk berta’aruf dengan seseorang. Jangan sampai tergesa-gesa mengambil keputusan yang besar itu. Karena jika hanya main-main saja, akibatnya akan timbul banyak masalah. Walau mungkin dipandang sepele, tetapi hal ini patut kita renungkan sejenak.
Seringkali kita mendengar kata ta’aruf diperbincangkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Awalnya memang diperuntukkan untuk sebuah hubungan serius yang akan melangkahkan niatnya untuk menikah. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kata ta’aruf mengalami pergeseran makna. Kini, banyak sekali pengalaman yang didapat atau obrolan yang sering didengar untuk kasus ta’aruf yang tak lagi dilaksanakan dengan serius.
Ketika seseorang mantap untuk berta’aruf dengan orang lain, maka sebaiknya terlebih dahulu diluruskan niatnya. Karena segala sesuatu bergantung kepada niatnya. Jangan sampai, ketika proses ta’aruf berlangsung, tiba-tiba dipertengahan jalan, mengakhiri ta’arufnya dengan alasan belum mantap. Nah lho, bukannya diawal sebelum berta’aruf, dia mengatakan mantap untuk melakukan proses ta’aruf dengan si A misalnya. Kenapa tiba-tiba dipertengahan jalan mengatakan belum mantap ? Apakah gerangan yang terjadi ? Jika alasan belum mantap karena perbedaan usia misalnya, mengapa hal ini (mengenai usia) tidak ditanyakan terlebih dahulu kepada mediator sebelum proses ta’aruf itu berlangsung ? bukankah alasan itu hanya mengada-ada saja ? Jika sudah begini masalahnya, hasilnya tentu akan berantakan.
Memang tidak dipungkiri bahwa segala sesuatu hasilnya ditentukan oleh keputusanNya. Manusia hanya berusaha atau berikhtiar melakukan proses tersebut. Tetapi, segala sesuatunya harus diniatkan serius dari awal sampai akhir, apalagi yang berkaitan dengan proses ta’aruf ini. Pertimbangkanlah baik-baik sebelum mengambil keputusan untuk berta’aruf dengan seseorang. Jangan sampai tergesa-gesa mengambil keputusan yang besar itu. Karena jika hanya main-main saja, akibatnya akan timbul banyak masalah. Walau mungkin dipandang sepele, tetapi hal ini patut kita renungkan sejenak.
Rabu, 10 November 2010
Tanpa-Mu
Penulis : Adinda Poetri
Waktu terus berjalan
Tak terasa berlalu begitu cepat
Menjalani episode kehidupan
Menanti waktu yang tepat
Begitu banyak amanat yang Kau berikan
Untuk aku laksanakan
Tanpa bantuan-Mu
Aku tak mampu mengerjakan semua itu
Begitu banyak ujian yang Kau berikan
Di dalam perjalanan kehidupan
Tanpa pertolongan-Mu
Aku tak mampu melewati semua itu
Begitu banyak kebahagiaan yang Kau berikan
Segala permintaan yang aku ajukan
Tanpa ridha-Mu
Aku tak mampu mendapatkan semua itu
http://kotasantri.com/bilik/goresan/2010/11/10/tanpa-mu
Waktu terus berjalan
Tak terasa berlalu begitu cepat
Menjalani episode kehidupan
Menanti waktu yang tepat
Begitu banyak amanat yang Kau berikan
Untuk aku laksanakan
Tanpa bantuan-Mu
Aku tak mampu mengerjakan semua itu
Begitu banyak ujian yang Kau berikan
Di dalam perjalanan kehidupan
Tanpa pertolongan-Mu
Aku tak mampu melewati semua itu
Begitu banyak kebahagiaan yang Kau berikan
Segala permintaan yang aku ajukan
Tanpa ridha-Mu
Aku tak mampu mendapatkan semua itu
http://kotasantri.com/bilik/goresan/2010/11/10/tanpa-mu
Sabtu, 09 Oktober 2010
Ungkapkanlah, Jangan Kau Pendam di Hati
Penulis : Adinda Poetri
Di sebuah kota, terdapat salah satu pasangan suami dan istri. Di dalam perjalanan kehidupannya, sang istri mengalami musibah yang sangat aneh. Dia mengalami kebutaan, padahal ketika dicek ke dokter, hasilnya membuktikan bahwa penglihatan sang istri tersebut tidak mengalami penyakit apapun alias penglihatannya baik-baik saja. Sudah banyak harta benda yang dijual demi mengobati penglihatan sang istri. Tetapi sang istri belum sembuh juga. Karena harta bendanya sudah terkuras habis, akhirnya jalan terakhir yang ditempuh oleh sang suami adalah menyarankan istrinya untuk berobat ke psikolog.
Ketika dalam masa terapinya, psikolog telah menemukan penyebabnya mengapa penglihatan sang istri tersebut mengalami kebutaan. Ternyata, sang istri sudah lama memendam rasa kecewa kepada suaminya. Dulu, sang istri melihat secara langsung suaminya telah berduaan dengan seorang anak gadis yang masih mengenakan seragam SMU-nya yang terlihat membawa barang belanjaan dan kemudian masuk ke dalam mobil.
Entah kenapa sebabnya sang istri tidak mengungkapkan rasa kecewa kepada suaminya terhadap apa yang telah dilihatnya itu. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, sang istri tetap memendam rasa kecewanya tersebut di dalam hatinya. Ketika muncul bayangan peristiwa yang mengakibatkan rasa kecewa terhadap suaminya itu, sang istri hanya bilang dalam hati, “Anggap saja saya tidak melihatnya.” Terus berulang kali hal tersebut dilakukan sang istri ketika muncul bayangan tersebut, sampai akhirnya penglihatannya mengalami gangguan, dan sang istri benar-benar tidak bisa melihat lagi.
Ketika psikolog menceritakan semuanya itu kepada suami dari pasien yang sedang diterapinya tersebut, sang suami merasa terkejut atas kesalahpahaman sang istri kepadanya. Lalu, sang suami menceritakan kepada istrinya kalau gadis SMU yang telah dilihat istrinya itu adalah anak saudara sepupunya yang minta ditemani belanja pesanan dari orangtuanya. Setelah adanya cerita dari kedua belah pihak, pelan-pelan sang istri mengalami kesembuhan dan penglihatannya kembali normal.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu hubungan dalam keluarga, apalagi antara pasangan suami istri. Jika ada masalah, sebaiknya diungkapkan secara terbuka kepada pasangannya dengan komunikasi yang baik, jangan hanya dipendam dalam hati saja, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal dan masalah tersebut bisa diselesaikan dengan cara yang baik.
http://kotasantri.com/pelangi/cermin/2010/10/05/ungkapkanlah-jangan-kau-pendam-di-hati
Di sebuah kota, terdapat salah satu pasangan suami dan istri. Di dalam perjalanan kehidupannya, sang istri mengalami musibah yang sangat aneh. Dia mengalami kebutaan, padahal ketika dicek ke dokter, hasilnya membuktikan bahwa penglihatan sang istri tersebut tidak mengalami penyakit apapun alias penglihatannya baik-baik saja. Sudah banyak harta benda yang dijual demi mengobati penglihatan sang istri. Tetapi sang istri belum sembuh juga. Karena harta bendanya sudah terkuras habis, akhirnya jalan terakhir yang ditempuh oleh sang suami adalah menyarankan istrinya untuk berobat ke psikolog.
Ketika dalam masa terapinya, psikolog telah menemukan penyebabnya mengapa penglihatan sang istri tersebut mengalami kebutaan. Ternyata, sang istri sudah lama memendam rasa kecewa kepada suaminya. Dulu, sang istri melihat secara langsung suaminya telah berduaan dengan seorang anak gadis yang masih mengenakan seragam SMU-nya yang terlihat membawa barang belanjaan dan kemudian masuk ke dalam mobil.
Entah kenapa sebabnya sang istri tidak mengungkapkan rasa kecewa kepada suaminya terhadap apa yang telah dilihatnya itu. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, sang istri tetap memendam rasa kecewanya tersebut di dalam hatinya. Ketika muncul bayangan peristiwa yang mengakibatkan rasa kecewa terhadap suaminya itu, sang istri hanya bilang dalam hati, “Anggap saja saya tidak melihatnya.” Terus berulang kali hal tersebut dilakukan sang istri ketika muncul bayangan tersebut, sampai akhirnya penglihatannya mengalami gangguan, dan sang istri benar-benar tidak bisa melihat lagi.
Ketika psikolog menceritakan semuanya itu kepada suami dari pasien yang sedang diterapinya tersebut, sang suami merasa terkejut atas kesalahpahaman sang istri kepadanya. Lalu, sang suami menceritakan kepada istrinya kalau gadis SMU yang telah dilihat istrinya itu adalah anak saudara sepupunya yang minta ditemani belanja pesanan dari orangtuanya. Setelah adanya cerita dari kedua belah pihak, pelan-pelan sang istri mengalami kesembuhan dan penglihatannya kembali normal.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu hubungan dalam keluarga, apalagi antara pasangan suami istri. Jika ada masalah, sebaiknya diungkapkan secara terbuka kepada pasangannya dengan komunikasi yang baik, jangan hanya dipendam dalam hati saja, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang bisa berakibat fatal dan masalah tersebut bisa diselesaikan dengan cara yang baik.
http://kotasantri.com/pelangi/cermin/2010/10/05/ungkapkanlah-jangan-kau-pendam-di-hati
Niat Memberi Kejutan, Malah Dapat Kejutan
Penulis : Adinda Poetri
Alhamdulillah, pada hari Sabtu dan Ahad, 25 s.d. 26 September 2010, saya mengikuti acara Klab Santri Road to Banjarnegara. Sebelum ke Banjarnegara, ada rencana untuk menjenguk salah seorang teman KotaSantri.com yang mana istrinya sedang dirawat di Rumah Sakit Gombong akibat gagal ginjal. Sengaja tidak kami beritahukan kepada yang bersangkutan, karena kami ingin memberikan kejutan kepadanya.
Rencana awal, jika kami sampai ke Kebumen agak pagi waktunya, maka kami berencana untuk mampir ke rumah salah satu teman KotaSantri.com yang lain. Sekedar melepas lelah, dan tentunya silaturrahim dengannya, karena jam besuk di Rumah Sakit tentunya agak siang.
Tetapi rencana awal tadi tidak bisa kami laksanakan dikarenakan malam hari sebelum kami berangkat dari Bandung, nona rumah yang tinggal di Kebumen mengirimkan SMS yang memberitahukan kepada kami bahwasannya beliau tidak bisa bertemu dengan kami dikarenakan ada kegiatan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Dikarenakan dari Bandung kami berangkat Hari Sabtu, 25 September 2010, dini hari pada pukul 01.30 WIB, maka kami putuskan untuk langsung menjenguk ke Rumah Sakit Gombong.
Begitu sampai di Rumah Sakit Gombong pada pukul 08.00 WIB, kami langsung mencari informasi ruangan tempat menginap istrinya teman kami yang sedang dirawat tersebut. Kami terkejut ketika petugas informasi mengatakan kepada kami bahwasannya beliau sudah meninggalkan rumah sakit sejak tanggal 22 September yang lalu. Kemudian kami menelepon ke nomer telepon suaminya, ternyata istrinya yang mengangkat telepon. Dari sana kami mengetahui bahwa beliau sudah pulang ke Tangerang. Alhamdulillah. Semoga Allah SWT segera memberikan kesembuhan kepada beliau.
Karena tidak jadi menjenguk, maka kami putuskan untuk langsung meluncur ke Banjarnegara. Ketika kami berangkat dari Rumah Sakit, kami menelepon teman yang tinggal di Kebumen untuk menginformasikan bahwasannya kami akan segera meluncur ke Banjarnegara. Kami terkejut kembali ketika beliau mengatakan bahwa beliau sudah mempersiapkan hidangan untuk kami yang akan mampir ke rumahnya. Padahal sebelumnya, beliau mengatakan tidak bisa bertemu dengan kami karena ada keperluan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Setelah diceritakan oleh beliau, kami memutuskan untuk mampir silaturrahim ke rumahnya di Kebumen.
Subhanallah, ternyata kami disambut dengan luar biasa. Padahal kami belum pernah kenal dan bertemu secara langsung dengan nona rumah. Kami disajikan hidangan dan makan siang dirumahnya, makanan khas Kebumen. Tak lupa, kami juga dikejutkan kembali dengan diberikannya oleh-oleh makanan ringan khas Kebumen dengan jumlah yang sangat banyak pada saat kami berpamitan dengan nona rumah dan keluarganya. Salah satu hikmah dari silaturrahim adalah mendatangkan rezeki. Alhamdulillah.
"Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim." (HR. Al-Bukhari).
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2010/09/30/niat-memberi-kejutan-malah-dapat-kejutan
Alhamdulillah, pada hari Sabtu dan Ahad, 25 s.d. 26 September 2010, saya mengikuti acara Klab Santri Road to Banjarnegara. Sebelum ke Banjarnegara, ada rencana untuk menjenguk salah seorang teman KotaSantri.com yang mana istrinya sedang dirawat di Rumah Sakit Gombong akibat gagal ginjal. Sengaja tidak kami beritahukan kepada yang bersangkutan, karena kami ingin memberikan kejutan kepadanya.
Rencana awal, jika kami sampai ke Kebumen agak pagi waktunya, maka kami berencana untuk mampir ke rumah salah satu teman KotaSantri.com yang lain. Sekedar melepas lelah, dan tentunya silaturrahim dengannya, karena jam besuk di Rumah Sakit tentunya agak siang.
Tetapi rencana awal tadi tidak bisa kami laksanakan dikarenakan malam hari sebelum kami berangkat dari Bandung, nona rumah yang tinggal di Kebumen mengirimkan SMS yang memberitahukan kepada kami bahwasannya beliau tidak bisa bertemu dengan kami dikarenakan ada kegiatan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Dikarenakan dari Bandung kami berangkat Hari Sabtu, 25 September 2010, dini hari pada pukul 01.30 WIB, maka kami putuskan untuk langsung menjenguk ke Rumah Sakit Gombong.
Begitu sampai di Rumah Sakit Gombong pada pukul 08.00 WIB, kami langsung mencari informasi ruangan tempat menginap istrinya teman kami yang sedang dirawat tersebut. Kami terkejut ketika petugas informasi mengatakan kepada kami bahwasannya beliau sudah meninggalkan rumah sakit sejak tanggal 22 September yang lalu. Kemudian kami menelepon ke nomer telepon suaminya, ternyata istrinya yang mengangkat telepon. Dari sana kami mengetahui bahwa beliau sudah pulang ke Tangerang. Alhamdulillah. Semoga Allah SWT segera memberikan kesembuhan kepada beliau.
Karena tidak jadi menjenguk, maka kami putuskan untuk langsung meluncur ke Banjarnegara. Ketika kami berangkat dari Rumah Sakit, kami menelepon teman yang tinggal di Kebumen untuk menginformasikan bahwasannya kami akan segera meluncur ke Banjarnegara. Kami terkejut kembali ketika beliau mengatakan bahwa beliau sudah mempersiapkan hidangan untuk kami yang akan mampir ke rumahnya. Padahal sebelumnya, beliau mengatakan tidak bisa bertemu dengan kami karena ada keperluan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Setelah diceritakan oleh beliau, kami memutuskan untuk mampir silaturrahim ke rumahnya di Kebumen.
Subhanallah, ternyata kami disambut dengan luar biasa. Padahal kami belum pernah kenal dan bertemu secara langsung dengan nona rumah. Kami disajikan hidangan dan makan siang dirumahnya, makanan khas Kebumen. Tak lupa, kami juga dikejutkan kembali dengan diberikannya oleh-oleh makanan ringan khas Kebumen dengan jumlah yang sangat banyak pada saat kami berpamitan dengan nona rumah dan keluarganya. Salah satu hikmah dari silaturrahim adalah mendatangkan rezeki. Alhamdulillah.
"Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim." (HR. Al-Bukhari).
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2010/09/30/niat-memberi-kejutan-malah-dapat-kejutan
Rabu, 22 September 2010
Yang Terbaik Untukku
Oleh : Adinda Poetri
Dinginnya malam ini
Semoga tak menjadikan dinginnya hati
Do’a malam ini
Semoga terkabul harapan yang dinanti
Alunan jarum jam yang berdetak
Berjalan serentak
Menemani langkah demi langkah
Semoga menjadi baik dan terarah
Hanya Engkau Yang Mahatahu
Apa yang terbaik untukku
Karena ku tahu
Engkaulah Yang Maha Penentu
Aku bersyukur pada-Mu
Karena selama ini
Engkau selalu ada untukku
Disaat aku sendiri
Sampai kini
Engkau masih menemaniku
Menghadapi ujian ini
Ujian yang datang lagi dari –Mu
Semakin hari
Aku semakin mengerti
Banyak hikmah yang Kau beri
Untuk aku pahami
Dinginnya malam ini
Semoga tak menjadikan dinginnya hati
Do’a malam ini
Semoga terkabul harapan yang dinanti
Alunan jarum jam yang berdetak
Berjalan serentak
Menemani langkah demi langkah
Semoga menjadi baik dan terarah
Hanya Engkau Yang Mahatahu
Apa yang terbaik untukku
Karena ku tahu
Engkaulah Yang Maha Penentu
Aku bersyukur pada-Mu
Karena selama ini
Engkau selalu ada untukku
Disaat aku sendiri
Sampai kini
Engkau masih menemaniku
Menghadapi ujian ini
Ujian yang datang lagi dari –Mu
Semakin hari
Aku semakin mengerti
Banyak hikmah yang Kau beri
Untuk aku pahami
Kamis, 26 Agustus 2010
Ketika Harapan Tergores Ketidakjujuran
Oleh : Adinda Poetri
Harapan
Muncul seketika
Terucapkan
Asa dalam jiwa
Kesekian kalinya
Asa itu menyapa
Tepat dihadapan mata
Sambut dengan suka cita
Di tengah jalan
Tergores ketidakjujuran
Melukai perasaan
Lunturnya kepercayaan
Lenyap sudah harapan
Hangus terbakar api
Menyisakan
Kesedihan di hati
Harapan
Muncul seketika
Terucapkan
Asa dalam jiwa
Kesekian kalinya
Asa itu menyapa
Tepat dihadapan mata
Sambut dengan suka cita
Di tengah jalan
Tergores ketidakjujuran
Melukai perasaan
Lunturnya kepercayaan
Lenyap sudah harapan
Hangus terbakar api
Menyisakan
Kesedihan di hati
Kamis, 05 Agustus 2010
Doaku Pada-Mu
Oleh : Adinda Poetri
Ya Allah Yang Maha Mendengar
Kuatkanlah hamba untuk selalu tegar
Hadapi semua ini dengan sabar
Semoga hati selalu tergetar
Ya Allah Yang Maha Melihat
Nasehati hamba untuk selalu ingat
Laksanakan perintah-Mu dengan taat
Semoga hati selalu sehat
Ya Allah Yang Maha Berkehendak
Jangan biarkan hamba kehilangan kontak
Hadapi masalah dengan bijak
Semoga hati selalu tergerak
Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Cegah hamba dari yang terlarang
Berharap pertolongan-Mu segera datang
Semoga hati selalu tenang
Ya Allah Yang Maha Mendengar
Kuatkanlah hamba untuk selalu tegar
Hadapi semua ini dengan sabar
Semoga hati selalu tergetar
Ya Allah Yang Maha Melihat
Nasehati hamba untuk selalu ingat
Laksanakan perintah-Mu dengan taat
Semoga hati selalu sehat
Ya Allah Yang Maha Berkehendak
Jangan biarkan hamba kehilangan kontak
Hadapi masalah dengan bijak
Semoga hati selalu tergerak
Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Cegah hamba dari yang terlarang
Berharap pertolongan-Mu segera datang
Semoga hati selalu tenang
Senin, 15 Februari 2010
Ingin Aku …
Oleh : Adinda Poetri
Semilir angin di sore hari
Menyejukkan hati
Bertemankan sepi
Mendinginkan suasana yang terjadi
Untuk kesekian kalinya
Kau buat aku bertanya
Sejuta tanda tanya
Aku pusing dibuatnya
Ingin aku berlari
Menjauh pergi
Meninggalkan apa yang terjadi
Tapi aku tidak berani
Ingin aku teriak
Emosi yang kian meledak
Masalah yang tak bisa ditebak
Melibatkan banyak pihak
Ingin aku sembunyi
Untuk menyendiri
Menenangkan hati
Menanti situasi pulih kembali
Ya Allah, setitik cinta yang aku harapkan dariMu
Semoga bisa menguatkan langkahku di jalanMu
Ya Allah, setitik pertolongan yang aku nantikan dariMu
Semoga bisa menyelesaikan masalahku dalam ujianMu
Aamiin
Semilir angin di sore hari
Menyejukkan hati
Bertemankan sepi
Mendinginkan suasana yang terjadi
Untuk kesekian kalinya
Kau buat aku bertanya
Sejuta tanda tanya
Aku pusing dibuatnya
Ingin aku berlari
Menjauh pergi
Meninggalkan apa yang terjadi
Tapi aku tidak berani
Ingin aku teriak
Emosi yang kian meledak
Masalah yang tak bisa ditebak
Melibatkan banyak pihak
Ingin aku sembunyi
Untuk menyendiri
Menenangkan hati
Menanti situasi pulih kembali
Ya Allah, setitik cinta yang aku harapkan dariMu
Semoga bisa menguatkan langkahku di jalanMu
Ya Allah, setitik pertolongan yang aku nantikan dariMu
Semoga bisa menyelesaikan masalahku dalam ujianMu
Aamiin
Rabu, 10 Februari 2010
Karena Dia Selalu Menemani
Oleh : Adinda Poetri
Jatuh
Kembali aku terjatuh
Rasa yang begitu rapuh
PadaMu aku bersimpuh
Diam
Kembali aku terdiam
Rasa yang begitu dalam
Bersujud di keheningan malam
Nangis
Kembali aku menangis
Rasa yang begitu teriris
Kepercayaan yang kian menipis
Ujian datang bertubi-tubi
Silih berganti
Walau hati tak menghendaki
Tapi itulah yang terjadi
Istirahat sejenak
Mengistirahatkan otak
Yang kian serak
Karena masalah yang kian menanjak
Hati yang retak
Menyisakan jarak
Meninggalkan sesak
Alhamdulillah, jantung masih berdetak
Hadapi hari
Penuh rasa percaya diri
Karena Dia selalu menemani
Apapun yang terjadi
Jatuh
Kembali aku terjatuh
Rasa yang begitu rapuh
PadaMu aku bersimpuh
Diam
Kembali aku terdiam
Rasa yang begitu dalam
Bersujud di keheningan malam
Nangis
Kembali aku menangis
Rasa yang begitu teriris
Kepercayaan yang kian menipis
Ujian datang bertubi-tubi
Silih berganti
Walau hati tak menghendaki
Tapi itulah yang terjadi
Istirahat sejenak
Mengistirahatkan otak
Yang kian serak
Karena masalah yang kian menanjak
Hati yang retak
Menyisakan jarak
Meninggalkan sesak
Alhamdulillah, jantung masih berdetak
Hadapi hari
Penuh rasa percaya diri
Karena Dia selalu menemani
Apapun yang terjadi
Jumat, 08 Januari 2010
Ku Coba Memahamimu
Oleh : Adinda Poetri
Semula kau baik-baik saja
Tak ada tanda-tanda
Seperti sekarang ini kau berada
Membuatku tanda tanya
Ku coba menganalisa keadaan yang terjadi
Dengan dirimu sekarang ini
Mengapa dirimu begitu sensitif akhir-akhir ini
Adakah kesalahanku sendiri
Sudah kulakukan berbagai cara
Agar dirimu kembali baik-baik saja
Tapi usahaku sepertinya sia-sia
Apakah aku sudah putus asa
Tidak, aku tidak akan putus asa
Karena masih ada sejuta cara
Ku coba memahamimu
Wahai komputerku
Semula kau baik-baik saja
Tak ada tanda-tanda
Seperti sekarang ini kau berada
Membuatku tanda tanya
Ku coba menganalisa keadaan yang terjadi
Dengan dirimu sekarang ini
Mengapa dirimu begitu sensitif akhir-akhir ini
Adakah kesalahanku sendiri
Sudah kulakukan berbagai cara
Agar dirimu kembali baik-baik saja
Tapi usahaku sepertinya sia-sia
Apakah aku sudah putus asa
Tidak, aku tidak akan putus asa
Karena masih ada sejuta cara
Ku coba memahamimu
Wahai komputerku
Langganan:
Postingan (Atom)