Senin, 28 Desember 2009

Menangislah Jika Itu ...

Oleh : Adinda Poetri

Menangis adalah sebuah ekspresi hati
Timbul karena suasana yang terjadi
Rasa bahagia atau sedih yang dialami
Akankah menjadi solusi ?

Menangislah jika itu bisa menjadi salah satu solusi
Jika rasa sedih menghantui diri
Tanyalah pada hati nurani
Mohon ampun kepada sang Illahi

Menangislah jika itu bisa menjadi cara yang dicari
Untuk mengekspresikan diri
Jika rasa bahagia menyentuh hati
Ucapkan syukur kepada sang Illahi

Menangislah jika itu bisa menjadi tangisan yang disukai
Salah satu dari tujuh golongan yang dinaungi sang Illahi
Tetesan air mata dzikir di keheningan malam yang sunyi
Timbul keikhlasan dalam diri
Tangisan yang membawa kebahagiaan di akhirat nanti

Senin, 07 Desember 2009

Membebaskan Piutang, Janji Allah pun Datang

Oleh : Adinda Poetri

Menjelang pernikahannya, temanku mengalami kebingungan yang sangat luar biasa. Uang di dompet maupun tabungannya kian menipis. Ia pun berfikir, darimana ia harus mencari dana untuk hari pernikahannya yang kian mendekat itu. Setelah berfikir keras, ia pun ingat bahwa dulu dia pernah meminjamkan uang kepada temannya. Piutangnya itu pun lumayan sangat besar. Tak lama kemudian, ia mencoba menghubungi temannya itu. Tetapi di luar dugaannya, setelah ditagih, ternyata temannya itu pun tidak bisa membayarnya saat itu juga. Akhirnya, ia pulang dengan tangan kosong.

Pikirannya pun semakin berkecamuk. Di saat itulah, ia ingat kepada Allah SWT, lalu ia pun bermunajat kepadaNya. Setelah bermunajat kepada Allah SWT, serasa ada yang mengatakan kepada batinnya supaya dia segera membebaskan akan piutangnya itu. Kemudian dia temui kembali temannya itu, lalu mengatakan kepada temannya bahwa hutang yang dimiliki temannya itu kepada dia sekarang ini juga sudah dibayar lunas.

Tidak hanya itu ikhtiar yang dilakukannya. Ia pun selalu melakukan shalat dhuha di pagi hari dan shalat tahajjud di sepertiga malam terakhir. Dan tak lupa ia selalu melakukan shaum Senin Kamis. Alhamdulillah, di hari Senin yang kedua ia melakukan shaum, tanpa disangka oleh dirinya, tiba-tiba ia mendapatkan suatu project yang sangat luar biasa besarnya, hampir sepuluh kali lipat dari piutang yang dia bebaskan dulu, dan sangat lebih dari cukup untuk menutupi segala biaya penikahannya nanti. Sungguh, Maha Besar Allah, janji Allah pun datang. Dan, di saat hari H itu tiba, dia pun bisa melangsungkan pernikahannya dengan lancar, Alhamdulillah.

Senin, 23 November 2009

Kau Selalu Membuat Aku Tersenyum

Oleh : Adinda Poetri

Kebahagiaan adalah suatu kondisi atau keadaan yang sangat diinginkan, dinantikan, dan didambakan oleh setiap orang. Tak ada keluh kesah, tak ada rasa kecewa, sedih dan lain sebagainya. Yang ada hanyalah senyum bahagia yang terpancar dari hati dan mewarnai segala kehidupan yang hanya sesaat ini. Walaupun ada air mata, tetapi air mata itu adalah air mata kebahagiaan, bukan air mata kesedihan.

Jadi teringat akan masa lalu di mana pada saat itu, kondisi keluargaku sedang diuji olehNya. Benar-benar sangat memprihatinkan. Kesedihan selalu mewarnai kehidupan kami. Berbagai macam do’a dan ikhtiar sudah sering kami lakukan. Dan, di saat pertolonganMu datang, Kau telah membuat aku tersenyum saat itu.

Ketika aku tidak memiliki banyak teman, Kau hadir dalam setiap kesendirianku, walaupun saat itu aku belum begitu mengenal diriMu. Lambat laun, Kau telah memberikan banyak teman untukku, aku pun sangat senang dengan hal itu. Dan, di saat apapun yang Kau berikan, Kau telah membuat aku kembali tersenyum.

Disaat aku ingin mencurahkan segala rasa hati, keluh kesah, dan lain sebagainya, Kau tampil menawarkan diri menjadi tempat curhatku. Aku pun senang, karena saat itu belum ada seorang teman yang dapat aku percaya untuk aku jadikan tempat curhat. Dan, di saat semua rasa hati dan keluh kesahku terobati, Kau telah membuat aku tersenyum kala itu.

Kini, di hari ini, Kau pun telah membuat aku tersenyum lagi. Dan semoga di hari lainnya, Kau tak merasa lelah untuk membuat aku kembali tersenyum.

Apapun akan ada pasangannya. Seperti siang dan malam, putih dan hitam, sedih dan bahagia, dan lain sebagainya. Hidup ini tidaklah flat, tetapi fluktuatif. Kadang kita bisa berada dibawah, kadang pula kita berada di atas. Kadang kita merasakan sedih, terkadang pula kita merasakan bahagia. Ketika kita berada di garis atas maka bersyukurlah, dan ketika kita berada di garis bawah maka bersabarlah. Nikmatilah segala proses tersebut, karena hal itu tidak akan terjadi selamanya. Dan, selalu berpikiran positif kepada Allah SWT.

“Aku mengikuti prasangka hambaKu, jika prasangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan, jika prasangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan.” (Hadits Qudsi)

Yakinlah, bahwa Allah SWT akan selalu membuat kita tersenyum. Walaupun ada air mata yang mengalir, semoga air mata itu adalah air mata kebahagiaan. Aamiin.

Cimahi, 22 Nopember 2009.

Senin, 16 November 2009

Aku Rindu PadaMu

Oleh : Adinda Poetri

Malam ini
Sejenak aku berdiam diri
Merenungi hari-hari yang dilewati
Penuh warna-warni

Pelangi dihati
Menimbulkan sejuta rindu dihati
Keluh kesah terobati
Dengan bersujud kepada Illahi

Aku rindu padaMu
Disetiap sujud panjangku
Disepertiga malam terakhirMu
Kau selalu memanggilku

Aku rindu padaMu
Disetiap do’a dan harapanku
Yang selalu aku pinta dariMu
Kau selalu mengabulkan do’aku

Aku rindu padaMu
Disetiap kesendirianku
Yang selalu termenung dihadapanMu
Kau selalu setia menemaniku

Aku rindu padaMu
Disetiap kesulitan yang datang kepadaku
Yang selalu ada dariMu
Kau selalu membantuku

Aku rindu padaMu
Disemua sisi kehidupanku
Yang terjadi atas kehendakMu
Kau selalu menjadi nomer satu untukku

Cimahi, 14 Nopmeber 2009

Selasa, 27 Oktober 2009

Allah Mahatahu Apa yang Kita Butuhkan

Oleh : Adinda Poetri

“Kring…Kring…” handphone-ku saat itu berdering menandakan ada telepon masuk yang harus segera aku angkat. Dan “Deg…” kabar yang sudah lama aku nantikan akhirnya datang juga. Seminggu yang lalu aku telah mengajukan pendaftaran seminar usulan penelitian untuk proposal skripsiku. Alhamdulillah, dengan kabar yang ku dengar lewat telepon saat itu, tak lama lagi aku bisa mempresentasikan proposal usulan penelitianku di depan para dosen penguji dan di dampingi oleh dosen pembimbing.

Tetapi, disaat rasa senang dan gembira menerima kabar baik itu, seketika itu juga ada rasa sedih yang datang menghampiri. Aku tersadar, aku belum mempersiapkan diri untuk menghadapi seminar itu. Aku belum bisa menyelesaikan presentasi yang sudah setengahnya aku kerjakan, karena disibukkan dengan segala pekerjaanku di kantor selama seminggu ini.

Aku malu, benar-benar malu pada diri-Mu, Ya Allah. Disaat tidak kunjung datangnya pemberitahuan kapan jadwal seminarku tiba, disaat itu pula aku selalu merengek manja meminta waktunya untuk dipercepat. Kini, ketika kabar itu aku terima dengan suka cita, aku tersadar, waktu yang dijadwalkan tersebut tinggal menghitung hari saja. Ternyata, aku belum siap. Sekali lagi aku sangat malu pada-Mu, Ya Allah. Maafkan aku. Jika satu hari dalam seminggu itu adalah jadwal seminarku, aku tidak bisa membayangkan seminarku akan gagal total karena persiapannya tidak maksimal saat itu. Satu renungan hikmah yang aku dapat hari itu, Alhamdulillah.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang kita alami dan semoga kita bisa bersikap sabar dalam menghadapi keinginan kita yang belum dikabulkan oleh Allah SWT, karena Allah Mahatahu apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cimahi, 23 Oktober 2009.

Yakinlah, akan Datang Pertolongan dari-Nya

Oleh : Adinda Poetri

Manusia hidup di dunia ini pastinya akan selalu mendapatkan ujian dari Allah SWT, baik itu ujian kesenangan maupun ujian kesedihan, dan tak luput manusia selalu diterpa berbagai masalah, baik itu masalahnya kecil atau besar, ringan atau berat, sering datang ataupun jarang kedatangannya, dan lain sebagainya.

Ada yang berkeluh kesah, ada yang berfikir positif maupun negatif, ada yang sabar, dan berbagai macam ekspresi dan tindakan lainnya yang dilakukan manusia dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.

Terlepas dari itu semua, yakinlah, pasti akan datang pertolongan dari-Nya, diwaktu yang pas dan disaat yang tepat. Dulu, ketika menunggu bus malam dari Jakarta tujuan Bandung dengan hati yang sudah diliputi beraneka ragam rasa, resah, gelisah, was-was, khawatir, takut, dan lain sebagainya bercampur jadi satu, tak menentu. Aku pun melihat sahabat yang menemaniku saat itu juga tak luput merasakan hal yang sama. Karena kami cukup lama berdiri menunggu kedatangan bus itu. Berbagai macam do’a sudah aku panjatkan kepada-Nya.

Akhirnya, atas pertolongan dari Allah SWT, bus yang dinantikan datang juga, yang merupakan bus terakhir saat malam itu, dan hanya tersisa satu buah tempat duduk yang masih kosong. Jadi teringat do’a dari sahabatku saat aku berpamitan dengannya, dia berkata : “Semoga mendapat tempat duduk”, seketika aku mengaminkannya. Alhamdulillah, aku bisa duduk didalam bus itu dan pulang ke Bandung dengan selamat.

Ada cerita lain, ketika terjadi keterlambatan di semua jurusan kereta api, termasuk jurusan ke Bandung, mengalami hal yang sama yaitu terlambat sekitar dua sampai tiga jam baik keberangkatan maupun kedatangan. Banyak para penumpang yang menggunakan jasa kereta api, memenuhi stasiun kereta api dengan padatnya. Aku bagaikan anak hilang ditengah keramaian tersebut.

Ternyata, penyebab keterlambatan kereta itu akibat pohon besar yang tumbang diatas rel kereta api, mengakibatkan kereta api tidak bisa melewati rel tersebut, dan cukup membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengangkat dan menyingkirkan pohon besar itu dari atas rel kereta api. Alhamdulillah, atas pertolongan dari Allah SWT, keberangkatan dan kedatangan kereta api bisa berjalan dengan normal kembali, dan aku pun bisa pulang ke Bandung dengan selamat.

Ada satu lagi cerita, tapi bukan cerita yang terakhir. Disaat aku mengalami krisis keuangan di awal tahun 2009 yang lalu, disaat masalah itu klimaks, pertolongan dari Allah SWT pun datang seketika, Alhamdulillah. Rezeki bagaikan mengalir begitu saja dari arah yang tidak aku sangka.

”.....Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq [65] : 2-3)

Dan banyak sekali cerita-cerita lainnya yang tidak bisa aku ceritakan satu persatu, karena aku yakin aku tidak dapat menghitung banyaknya pertolongan yang telah Allah SWT berikan kepadaku. Subhanallah, Alhamdulillah, tak henti-hentinya aku bersyukur kepada-Mu atas segala pertolongan-Mu yang selalu ada dan tak pernah absen Kau berikan untukku selama ini. Terima kasih, Ya Allah.

Semoga kita termasuk kedalam golongan hamba-Nya yang selalu bersyukur atas segala karunia, anugerah, dan segala nikmat-Nya yang Allah SWT berikan selama ini. Janganlah sekali-kali meragukan akan pertolongan Allah SWT, tapi yakinlah, pasti akan datang pertolongan dari-Nya di waktu yang pas dan disaat yang tepat, insya Allah.

Cimahi, 17 Oktober 2009.

Senin, 12 Oktober 2009

Kado Terindah

Oleh : Adinda Poetri

Aku tak menyangka
Aku tak mengira
Aku tak bisa berkata apa-apa
Ada sesuatu yang berbeda

Dihari miladku
Saat kemaren itu
Ada rasa mengharu biru
Bibirku terdiam beku

Subhanallah, silaturrahim yang tak biasa
Banyak yang hadir dari berbagai kota
Tak sedikit yang menyampaikan do’a
Kado yang sangat luar biasa

Kado terindah
Sangat indah
Do’a yang melimpah ruah
Silaturrahim yang tak kenal lelah

Cimahi, 11 Oktober 2009.

Rabu, 07 Oktober 2009

Kau Selalu Ada Untukku

Oleh : Adinda Poetri

Dihening malam ini
Sebelum aku tertidur lelap
Banyak sekali yang ingin aku sampaikan
Ya Allah, aku bersujud pada-Mu

Di saat aku sedih, Kau selalu menghiburku
Di saat aku senang, Kau pun turut bersuka cita
Di saat aku sendiri, Kau selalu menemaniku
Di saat aku lupa, Kau selalu mengingatkan aku
Di saat aku lalai, Kau selalu menegurku
Di saat aku berdo’a, Kau selalu memberikan yang terbaik untukku
Di saat aku membutuhkan bantuan, Kau selalu menjadi yang pertama
Untuk menawarkan bantuannya kepadaku

Di saat apapun keadaan yang aku hadapi
Di saat kapanpun kejadian yang aku alami
Dan di saat dimanapun aku berada
Ya Allah, Kau selalu ada untukku

Maafkan diri ini yang suka melupakan-Mu
Maafkan diri ini yang suka lalai melaksanakan perintah-Mu
Maafkan diri ini yang suka lupa bersyukur atas nikmat-Mu
Maafkan diri ini yang suka mengeluh jika keinginanku tidak Kau penuhi
Maafkan diri ini yang suka tidak sabar dalam menghadapi ujian-Mu
Ya Allah, maafkan aku

Terima kasih atas segala cinta, perhatian, kasih sayang yang Kau limpahkan
Terima kasih atas segala anugerah, nikmat, rezeki yang Kau berikan
Terlalu banyak nikmat yang telah Kau berikan
Sehingga aku tidak bisa menyebutkannya satu persatu
Ya Allah, hanya satu kata yang bisa aku ucapkan, terima kasih

Cimahi, 6 Oktober 2009.

Selasa, 06 Oktober 2009

Silaturrahim yang Mengesankan

Oleh : Adinda Poetri

Silaturrahim…
Adalah salah satu dari sekian hobiku
Dan setiap aku melakukannya
Selalu saja mengesankan

Silaturrahim…
Selain mendatangkan rezeki
Juga bisa memperpanjang umur
Rezeki dan umur yang barakah, insya Allah

Silaturrahim…
Akan selalu mengesankan
Jika setiap saat kita melakukannya
Luruskan niat hanya karena-Nya

Silaturrahim…
Peliharalah hubungan dengannya
Berusahalah untuk selalu memuliakannya
Hiasi silaturrahim atas ridha Allah SWT

Senin, 28 September 2009

Tak Ingin Berpisah Darimu

Oleh : Adinda Poetri

Aku tahu…
Jika ada pertemuan
Pasti akan ada perpisahan
Dan semua orang pun tahu

Sedih dan ‘berat’ rasanya
Untuk bisa melepasmu
Karena aku tak ingin berpisah darimu
Wahai Ramadhanku

Isak tangis pun
Tak bisa ku bendung lagi
Saat malam ke dua puluh sembilan
I’tikaf di masjid itu

Tapi…
Aku pun tak kuasa
Untuk menahan kepergianmu
Karena telah tiba hari kemenangan dihadapanku

Gema takbir berkumandang dimana-mana
Menyambut suka cita
Semoga kita bisa mempersiapkan bekal taqwa
Untuk akhirat kelak dengan sebaik-baiknya

Aamiin

Cimahi, 29 Ramadhan 1430 H.

Senin, 14 September 2009

Menjelang Hari yang Fitri

Oleh : Adinda Poetri

Beberapa hari lagi
Kita akan bertemu dengan hari yang fitri
Bermacam rasa berkeliaran disana sini
Rasa sedih dan gembira berkecambuk dalam hati

Sedih karena akan meninggalkan bulan Ramadhan
Gembira karena akan bertemu dengan hari yang dinantikan
Oleh setiap insan yang beriman
Menuju hari kemenangan

Sudahkah kita mengevaluasi semuanya
Sejauh mana kuantitas dan kualitas ibadah kita
Apakah meningkat atau justru menurun dihadapan-Nya
Hanya diri kita yang mengetahui dan Allah SWT saja yang bisa menilainya

Semoga kita bisa meningkatkan ibadah kita
Atau minimal kita bisa mempertahankannya
Di sebelas bulan yang tersisa
Jika kita masih diberikan kesempatan hidup oleh-Nya

Sering bermuhasabah diri
Untuk selalu introspeksi diri pribadi
Sebagai jalan untuk taqarrub kepada Sang Illahi
Demi meraih cinta dan ridho Illahi

Semoga kita masih diberikan kesempatan
Untuk bisa bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan
Oleh karena itu mari kita terus tingkatkan
Segala amal ibadah yang disertai dengan keikhlasan

Ikhlaskan hati untuk bisa meminta maaf dan memaafkan
Atas segala kesalahan yang pernah dilakukan
Oleh diri sendiri maupun orang lain
Yang masih ingat atau yang terlupakan

Rabu, 09 September 2009

Sebuah Pengorbanan

Oleh : Adinda Poetri

Berawal dari pertemuan di dunia maya
Lewat sebuah situs yang bernama friendster
Dari sana aku mengenalnya
Sebagai sosok pemuda yang pintar

Sering aku bertanya kepadanya
Tak jarang pula aku sering merepotkannya
Tapi dia lakukan dengan sepenuh hati
Untuk selalu membantu kesulitan yang aku hadapi

Banyak sekali rencana dan impiannya
Untuk masa depan yang akan diraihnya
Tapi ternyata, menurut dia…
Semua rencana dan impiannya hancur seketika

Karena ingin membahagiakan kedua orang tuanya
Ia mampu mengorbankan segalanya
Perasaan, rencana, keinginan, harapan dan semua impiannya
Semua itu ia lakukan demi ibunda tercinta

Aku menghargai segala keputusan yang diambilnya
Semoga dengan segala pengorbanan yang dilakukannya
Mendapatkan ridho dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
Dan semoga kebahagiaan akan selalu menyertainya

Aamiiin

Kamis, 03 September 2009

Ketika Sehat Menjadi Sangat Luar Biasa Nikmatnya

Oleh : Adinda Poetri

Setiap manusia didunia ini pastinya ingin selalu diberikan nikmat berupa kesehatan, salah satu dari sekian banyak keinginan. Karena dengan sehat, semua kegiatan bisa dilakukan. Coba bayangkan kalo kita mengalami sakit, pasti akan ada kegiatan yang terhambat sehingga kegiatan tersebut tidak bisa kita lakukan. Makan yang enak pun, akan terasa hambar dan tidak enak manakala indra perasa kita tidak berfungsi dengan normal. Tidur pun akan terasa tidak mengenakkan manakala ada sebagian anggota tubuh mengalami sakit walaupun hanya sebagiannya saja.

Memang, sehat akan dipandang biasa-biasa saja ketika badan dalam keadaan sehat, tapi sehat bisa menjadi sesuatu yang sangat luar biasa nikmatnya ketika mengalami sakit. Kadang kita sering melupakan nikmat dan anugerah sehat yang Allah berikan kepada kita. Seringkali kita tidak peduli dengan kesehatan kita, makan, minum, tidur dan pola gaya hidup lainnya yang tidak teratur. Ujung-ujungnya berapa banyak uang yang harus kita keluarkan akibat dari pola makan dan gaya hidup yang tidak teratur tersebut? Betapa sehat itu mahal harganya ketika kita mengalami sakit.

Tapi, sakit juga merupakan suatu nikmat dan anugerah dari-Nya. Karena dengan mengalami sakit, kita bisa merasakan nikmatnya sehat. Seperti ketika kita sedang haus, akan terasa nikmatnya jika kita minum walaupun hanya dengan segelas air putih. Subhanallah, segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita itu semuanya tidak ada yang sia-sia.

Maka mulai dari sekarang, jagalah pola makan dan pola gaya hidup kita!

Wallahu a’lam.

Kamis, 27 Agustus 2009

Syukuri Apa yang Ada

Oleh : Adinda Poetri

Syukuri Apa yang Ada
Atas anugerah Allah yang tiada terkira
Yang Allah berikan untuk manusia
Karena syukur tanda insan yang bertakwa

Lakukan yang terbaik apa yang kita bisa
Sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw dan Firman-Nya
Karena tidak ada hal yang sia-sia
Jika semuanya dilakukan hanya karena Allah semata

Jika kita menghadapi kendala
Jangan sungkan untuk bertanya
Kepada Allah yang menciptakan kita
Karena Dia yang Maha Mengetahui Segalanya

Jika kita menghitung nikmat dan karunia dari-Nya
Niscaya kita tidak dapat menghitungnya
Maka syukuri apa yang telah diberikan-Nya
InsyaAllah nikmat tersebut akan bertambah atas kehendak-Nya

Pandai mensyukuri apa yang ada
Jangan lupa untuk berbagi terhadap sesama
Karena memberi dan menerima
Kedua-duanya memiliki kemuliaan yang sama

Kamis, 20 Agustus 2009

Bulan Ramadhan

Oleh : Adinda Poetri

Bulan Ramadhan
Bulan yang penuh dengan kemuliaan
Banyak dinantikan
Oleh setiap insan yang beriman

Bulan Ramadhan
Bulan yang penuh dengan keberkahan
Pahala dilipatgandakan
Keridhaan Allah yang menjadi idaman

Bulan Ramadhan
Bulan melatih kesabaran
Akan dapat dan tumbuh melalui latihan
Menuju jiwa yang penuh ketaatan

Bulan Ramadhan
Bulan yang penuh dengan keagungan
Malam Lailatul Qadar yang memiliki keutamaan
Melebihi seribu bulan

Bulan Ramadhan
Bulan yang penuh dengan kebaikan
Tercipta rasa kebahagiaan
Karena ilmu yang sudah diamalkan

Jumat, 14 Agustus 2009

Ikhlaskan Hati

Oleh : Adinda Poetri

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Atas kehendak Illahi
Karena Dia yang Maha Mengetahui

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Walau berat di hati
Tapi untuk kebaikan diri sendiri

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Demi meraih ridho Illahi
Mencapai cinta yang hakiki

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Terus berusaha memperbaiki diri
Menjadi muslimah yang sejati

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Mensyukuri apa yang diberi
Melalui lisan, perbuatan dan hati

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Yakinkan diri pada sang Illahi
Karena Allah tak kan ingkari janji

Ikhlaskan hati
Menerima semua yang terjadi
Pasti ada hikmah yang bisa kita pelajari
Menuju kehidupan yang lebih baik lagi

Selasa, 11 Agustus 2009

Mengapa Aku Masih Sendiri ?

Waktu hari Sabtu, tanggal 8 Agustus 2009 yang lalu, aku dan teman-teman pergi ke pameran buku di Braga, trus beli beberapa buku dari penerbit Khasanah Intelektual, dan beberapa majalah Percikan Iman edisi yang lama. Trus tadi malem baca majalahnya, eh dapat tulisan dari Sasa Esa Agustiana. Subhanallah, bagus banget buat motivasi yang masih single seperti saya ini, insya Allah. Ijin copy paste ya Teh Sasa. ^_^

Berikut ini isi tulisan dari Sasa Esa Agustiana :

Assalamu’alaikum wr.wb. Teh Sasa, saya akhwat berusia 41 tahun dan masih sendiri. Alhamdulillah aktif pengajian. Banyak hikmah yang didapat, tetapi kadang kalo hati lagi sakit, muncul pertanyaan, kenapa saya masih jomblo (sendiri), atau kenapa nasib kok gini? Teh Sasa, bagaimana saya harus bersikap?

Assalamu’alaikum wr.wb. Ini dengan hamba Allah, mau nanya gimana caranya biar cepat dipertemukan jodoh oleh Allah ? Memang sih, jodoh kita sudah diatur Allah, nggak tahu ketemu di dunia atau akhirat, tapi khan kadang kita kurang sabar, apakah ada amalan-amalan tertentu dan doa-doa tertentu? Mohon penjelasannya, terima kasih ya Teh.

Assalamu’alaikum wr.wb. Teh Sasa, aku pengen curhat nih, boleh nggak ? Kenapa ya Teh aku ngerasa kalau jodoh itu nggak ada buat aku…Teman-teman aku tuh kayaknya gampang banget punya “teman dekat” tapi kalo aku, kayaknya susah… Hal ini membuatku sedih. Aku harus gimana dong, Teh ?

Assalamu’alaikum wr.wb. Teh Sasa, saya pengen curhat, bagaimana ya, kok jodoh saya belum datang-datang juga ? Sedangkan saya sudah ingin menikah…ada yang dekat tapi orangtua kurang setuju karena dia belum bekerja. Minta nasihatnya, ya!

Kutipan empat SMS di atas, yang masuk ke handphone saya, kiranya cukup mewakili curahan hati (curhat) teman-teman pembaca yang sedang berada dalam situasi dan kondisi sama-sama mencari jawaban, mencari jalan keluar agar dapat menemukan jodohnya.

Jawaban pasti atas pertanyaan tersebut pastinya ada di tangan Allah swt. Yang Maha Mengetahui yang terbaik. Namun, tak ada salahnya saya mencoba membantu, melihat dari sudut pandang sebagai sahabat yang berempati.

Hakikat Hidup Adalah Ibadah
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyaat [51] : 56]. Dari ayat ini, kita menyadari bahwa hidup semata-mata ibadah, penghambaan diri kepada Allah swt. Hidup sahabat-sahabatku tidaklah sia-sia, sampai saat ini semua yang telah dijalani akan menjadi bekal amal shaleh. Menikah adalah salah satu dari sekian ibadah yang dapat dilakukan manusia. Salah satu sunnah Rasulullah saw., di antara sunnah-sunnah lainnya. Belum menikah bukan berarti kurang nilai ibadahnya.

Keterangan hadits yang menyatakan menikah setara dengan separuh atau setengah dien (agama), maksudnya adalah setengah iman atau agama orang yang akan menikah dapat tambah terjaga. Kita mengakui hadits ini, tetapi bila tidak hati-hati, tidak bisa menjaga dan menghadapi ujian berumah tangga, setengah dari keimanannya bukan tidak mungkin malah berkurang.

Belum menikah Adalah Ujian Keimanan
“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepada kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun…" (Q.S. Al-Baqarah [2] : 155-156)

Sebuah keniscayaan jika semua manusia pasti diberi ujian oleh-Nya. Ada keluarga harmonis tetapi miskin sehingga anaknya kekurangan gizi atau tidak dapat bersekolah. Ada yang diberi harta berlimpah tetapi sakit-sakitan sehingga habis untuk berobat. Ada yang sudah menikah tetapi sulit mendapat anak. Ada yang menikah tetapi pasangannya zalim. Ada yang ingin nikah tetapi belum menemukan yang cocok, dan seterusnya.

Subhanallah, ternyata Dia telah menciptakan seribu satu kasus ujian untuk setiap orang. Allahu Akbar, alangkah indahnya apabila kita patuh memasrahkan diri untuk tunduk kepada zat yang sama, Allah swt. Kepada-Nya bergantung dan memohon pertolongan dengan menggunakan rumus penyelesaian-Nya, Al-Quran dan As-Sunnah.

Fungsi ujian adalah agar manusia bertambah kualitas keimanannya, “Apakah mansuia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan kami telah beriman sedang mereka tidak diuji ?” (Q.S. Al-Ankabuut [29] : 2). Sebab, bila keinginan masih belum terpenuhi, apakah dia akan surut menjadi orang yang tidak beriman ? Meragukan keadilan-Nya dan menjadi kufur nikmat ? Padahal, boleh jadi bila keinginan itu dipenuhi, belum tentu berakibat baik untuknya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 16)

Allah menunda suatu keinginan untuk kebaikan yang bersangkutan, tak perlu khawatir. Allah yang Maha-Adil akan menggantinya dengan yang lebih baik, “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (Q.S. At-Taubah [9] : 111)

Sebab, surga adalah dambaan. Segala keinginan ada di sana, puncak kenikmatan, reward (balasan) atas kesabaran menjaga keimanan dalam kondisi sesulit, sesesak, sesedih apa pun. Menjadi hamba yang ridha, syukur, mematuhi aturan-Nya, menjauhi larangan-Nya, memaksimalkan doa, dan penyerahan diri total bahwa Dia yang Maha Memiliki segala keinginan, akan memberikan apa pun yang hamba-Nya minta, suatu saat kelas, bila waktunya tepat, Insya Allah.

“Dan orang orang yang berkata, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan Jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi dalam surga atas kesabaran mereka dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat diam.” (Q.S. Al-Furqaan [25] : 74-76)

Wallahu a’lam.
Sumber : Majalah Percikan Iman Januari 2009 - Kolom An-Nisa.

Jumat, 24 Juli 2009

Akan Seridu Itukah ?

Oleh : Adinda Poetri

Menunggu adalah hal yang paling membosankan menurut pendapat sebagian besar orang-orang. Aku pun sependapat dengan mereka. Menunggu sebentar saja sudah mengeluarkan komentar bermacam-macam, apalagi jika harus menunggu dengan rentang waktu yang cukup lama. Bermacam-macam ekspresi pun kerap diperlihatkan. Ada yang kecewa, bete, kesal, marah, gak sabar, dan ekspresi lainnya, terungkapkan secara jelas, langsung maupun tidak langsung.

Cobalah kita lihat antrian jika kita masuk ke dalam suatu Bank dengan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang menabung, mengambil uang, melakukan transfer, dan lain sebagainya. Pastinya setiap orang ingin segera dipanggil dan maju kedepan Teller dengan cepat sehingga tujuannya cepat juga tercapai. Tapi segala sesuatunya ada aturan yang harus ditaati. Kita harus menunggu antrian tersebut sampai saatnya nomor antrian kita dipanggil oleh mesin pemanggil atau sampai saatnya kita berada didepan antrian.

Bagi yang masih berstatus single, saat muncul keinginan untuk menikah, pastinya ingin segera melaksanakan keinginannya itu. Do’a selalu mengiringi langkah ikhtiar yang sedang dilakukan. Bermacam bekal pernikahan pun kerap dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Disaat yang lain satu persatu menikah dengan pasangannya, terbesit dalam hati keinginan untuk bisa melakukan hal yang sama diliputi rasa rindu yang tinggi untuk bisa menikah. Setelah bermacam ikhtiar dilakukan, tetapi Allah belum berkehendak mempertemukan kita dengan pasangan kita, berarti kita harus menunggu dengan sabar antrian tersebut. InsyaAllah, jika sudah waktunya, tiba giliran kita untuk bisa melangkah memasuki gerbang pernikahan yang diridhai-Nya dan bisa duduk manis dikursi pelaminan sesuai dengan harapan dan keinginan kita.

Bagaimana jika dibandingkan dengan menunggu antrian untuk bertemu dengan Allah dan Rasul-Nya ? Apakah kita ingin segera dipanggil dan berada diurutan paling depan untuk maju ke hadapan Allah dan Rasul-Nya ? Ataukah kita malah ingin berada diurutan terakhir dalam antrian tersebut ?

Bila menikah saja ada rasa rindu yang tinggi untuk bisa segera melaksanakannya, akan serindu itukah untuk segera bertemu dengan Allah dan Rasul-Nya ? Ataukah kita merasa biasa-biasa saja, karena masih ingin lebih lama tinggal dengan kehidupan didunia ini ? Apakah bekal untuk bertemu dengan Allah dan Rasul-Nya sudah kita persiapkan dengan sebaik-baiknya ? Atau malah kita lupa untuk mempersiapkan bekal tersebut ?

Rabu, 22 Juli 2009

Segala sesuatu akan ada waktunya

Oleh : Adinda Poetri

Dulu, ketika masih duduk di kelas 3 SMK, ingin rasanya cepat-cepat untuk lulus sekolah. Dan ketika waktu itu tiba, aku pun lulus sekolah, Alhamdulillah. Setelah lulus, keinginan yang lain pun bermunculan. Ingin bekerja dan melanjutkan kuliah. Berbagai macam lamaran pekerjaan bertebaran memasuki perusahaan-perusahaan yang pada waktu itu sedang membuka lowongan pekerjaan. Berbagai tes dan wawancara pun kerap dilakukan, tetapi hasil akhirnya harus menerima kenyataan bahwa aku tidak lulus. Kecewa dan sedih itu pasti. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku, kenapa aku tidak lulus ? kenapa aku tidak diterima ? kenapa temanku yang lain bisa lulus dengan baik dan diterima di perusahaan itu ? dan sejuta pertanyaan lainnya berkecambuk dalam hati.

Selang beberapa bulan, aku dan teman-temanku mendapat tawaran untuk magang disuatu instansi Pemerintah di Bandung. Walaupun waktu untuk magang hanya 3 bulan lamanya, tapi Alhamdulillah masih diberikan rezeki untuk mengisi kekosongan waktu setelah lulus dari sekolah. Ingin melanjutkan kuliah, rasanya belum bisa untuk bisa lanjut ke arah sana, karena aku harus bekerja terlebih dahulu untuk bisa membiayai kuliahku sendiri dari awal sampai akhir.

Setelah 3 bulan berjalan dengan cepat, aku pun harus memutar otak kembali untuk berfikir kemanakah aku harus melamar pekerjaan ? Dan ternyata aku harus menerima kenyataan kembali bahwa aku menjadi pengangguran untuk beberapa bulan lamanya. Padahal ingin rasanya cepat-cepat untuk mendapatkan pekerjaan. Dan ketika waktu itu tiba, aku pun bisa bekerja, setelah menunggu hampir 2 tahun lamanya, Alhamdulillah.

Semangat untuk mengumpulkan biaya kuliah pun dimulai dari awal aku diterima sebagai pegawai honorer di suatu instansi Pemerintah di Bandung, walaupun membutuhkan waktu beberapa bulan lamanya untuk bisa terkumpul minimal untuk membayar biaya registrasi dan biaya semester satu. Dan ketika waktu itu tiba, aku pun bisa mendaftar untuk bisa kuliah di salah satu sekolah tinggi di Bandung. Tetapi semua itu tidak berjalan mulus dan rintangan pun bertebaran dimana-mana. Tempat aku mendaftar kuliah, ternyata tidak membuka kelas karyawan dikarenakan kuota-nya dibawah batas minimal. Kecewa dan sedih pun kembali menghampiri hatiku. Padahal aku ingin sekali bisa kuliah disana.

Selang beberapa hari, salah satu teman menyarankanku untuk mendaftar kuliah di sekolah tinggi lainnya di Bandung. “Berat” rasanya untuk mendaftar kuliah lagi. Tapi aku paksakan dan berfikir apa salahnya untuk mencoba mendaftar kuliah ditempat yang lain. Dan ketika waktu itu tiba, aku pun bisa kuliah, Alhamdulillah.

Setelah merenungi kejadian demi kejadian dari keinginan untuk lulus sekolah, keinginan untuk bekerja, dan keinginan untuk melanjutkan kuliah, bisa ditarik kesimpulan bahwa segala sesuatu pasti akan ada waktunya, insya Allah. Begitu juga dalam hal jodoh dan menikah. Jika waktunya sudah tiba, apapun akan Allah mudahkan dan lancarkan prosesnya menuju gerbang pernikahan yang diridhoi-Nya. Tapi jika belum waktunya, meskipun sudah menentukan tanggal pernikahan, tapi kalau Allah belum berkehendak, maka pernikahan itu tidak akan pernah terjadi.

Selalu berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah Maha Mengetahui segalanya ? Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik dimata Allah. Begitu pun sebaliknya, apa yang menurut kita buruk, belum tentu buruk dimata Allah. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Iringi ikhtiar dengan do’a baik itu sebelum ikhtiar, sedang ikhtiar, dan sesudah ikhtiar. Karena Allah sangat menyukai orang yang berdo’a kepada-Nya baik diwaktu lapang maupun sempit, diwaktu senang maupun susah.

Senin, 06 Juli 2009

Apapun akan kembali kepada pemiliknya

Oleh : Adinda Poetri

Akhir tahun 2008 yang lalu, saya harus meminjam sebuah laptop kepada seorang teman di Jakarta, karena memang sedang membutuhkan laptop tersebut untuk urusan skripsiku. Perjanjian dalam meminjam laptop itu sekitar dua bulan lamanya. Alhamdulillah, berkat laptop yang dipinjamkan tersebut, banyak manfaat yang bisa dikerjakan selain untuk urusan skripsiku. Waktu pun telah berlalu seiring dengan pekerjaan dan kesibukan aktifitasku yang lainnya, tak terasa dua bulan kebersamaanku dengan laptop tersebut.

Akhirnya, waktu yang dijanjikan sudah habis, dan mau tidak mau, laptop tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya. Memang ada rasa “berat” untuk mengembalikan laptop tersebut, disamping karena belum selesai urusan skripsiku, tapi mau tidak mau, suka atau tidak suka, selesai atau tidak selesai urusannya, pemiliknya berhak untuk mengambilnya kembali.

Begitu pun dengan manusia yang telah Allah ciptakan ke dunia ini. Masing-masing sudah diberikan jatah hidupnya. Ketika waktunya sudah habis, mau tidak mau, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, kita pun pasti akan kembali kepada pemiliknya yaitu Allah SWT, tapi terkadang kita suka melupakannya.

Karena jatah hidup kita didunia ini hanya Allah saja yang mengetahuinya, maka luruskanlah selalu niat kita dan sempurnakanlah selalu ikhtiar kita, dan usahakanlah untuk selalu melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, tentunya harus sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, sebelum kita kembali kepada-Nya.